Selamat datang di blog kajian muslim, pada kesempatan kali ini kami akan membagikan artikel hukum tajwid yang ada pada surat al hujurat, tepatnya pada ayat ke 12, pentingnya memahami hukum tajwid dalam ayat al-quran ini tentu saja agar kita dapat membaca ayat-ayat al-quran dengan benar, hukum tajwid itu bermacam-macam, dan di setiap hukum terkadang ada yang terbagi menjadi beberapa bagian, nah kita sebagai umat muslim tentu harus memahami hukum-hukum tersebut, hukum dari mempelajari tajwid ini adalah fardu kifayah, fardu kifayah adalah suatu kewajiban yang harus dilaksanakan (wajib) namun kewajiban ini gugur ketika di lingkungan sekitar kita sudah ada yang melakukannya, nah itulah hukum belajar ilmu tajwid.
Akan tetapi mengamalkan hukum tajwid pada saat membaca al-Quran hukumnya adalah fardu ain, fardu ain artinya adalah hukum yang wajib dilakukan oleh seluruh umat manusia yang beragama islam, lebih jelasnya jika kita tidak mengamalkan hukum tajwid ketika kita membaca al-quran maka sudah pasti kita atau orang tersebut akan mendapat dosa. Berikut ini adalah hukum tajwid surat al hujurat ayat ke 12, disini sudah kami terangkan dengan contoh dan tuntunannya agar teman-teman dapat dengan mudah memahaminya, untuk lebih jelasnya mari kita simak bersama-sama dibawah ini. ARTINYA: WAHAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN! JAUHILAH BANYAK DARI PRASANGKA, SESUNGGUHNYA SEBAGIAN PERASANGKA ITU DOSA, DAN JANGANLAH KAMU MENCARI-CARI KESALAHAN ORANG LAIN, DAN JANGANLAH ADA DI ANTARA KAMU MENGGUNJING SEBAGIAN YANG LAIN. APAKAH ADA DI ANTARA KAMU YANG SUKA MEMAKAN DAGING SAUDARANYA YANG SUDAH MATI? TENTU KAMU MERASA JIJIK. DAN BERTAQWALAH KEPADA ALLAH, SUNGGUH ALLAH MAHA PENERIMA TAUBAT, MAHA PENYAYANG. HUKUM TAJWID SURAT AL HUJURAT AYAT 12 1. Mad zaid munfasil Kenapa disebut mad zaid munfasil? Yaitu mad thabi'i dalam satu kalimat bertemu dengan hamzah yang ada dikalimat yang lain, dibaca panjang 2 sampai 5 harkat. 2. Alif elam syamsiyyah Yaitu alif elam bertemu dengan huruf dzal (huruf syamsiyyah), cara bacanya huruf lam di masukan ke huruf dzal (huruf syamsiyyah). 3. Mad thabi'i Yaitu ya mati sebelumnya ada baris kasrah / ada huruf yang berbaris kasrah, panjangnya 2 harakat. 4. Mad badal Hamzah berbaris vertikal, Yaitu pengganti dari huruf yang semula bertemu dengan hamzah mati di hadapannya, baris vertikal itu pengganti dari huruf yang semula, panjangnya dibaca 2 harakat. 5. Qalqalah sugra Yaitu jim barisnya mati (sukun). 6. Mad thabi'i Yaitu wau mati sebelumnya ada baris dhamah, dibaca panjang 2 harakat. 7. Mad thabi'i Yaitu ya mati sebelumnya ada huruf yang berbaris kasrah, dibaca panjang 2 harakat. 8. Idgham bigunah Yaitu tanwin bertemu dengan dengan mim, cara bacanya tanwin dimasukan ke huruf mim, dibaca serta di tahan dengan dengung. 9. Alif elam syamsiyyah Yaitu alif elam bertemu dengan huruf dzo (huruf syamsiyyah), cara bacanya lam dimasukan ke huruf dzo. 10. Idgham ma'al ghunah Yaitu nun bertasydid cara bacanya ditahan dengan dengung. 11. Waqaf Tanda waqaf alwaslu aula, artinya lebih baik washal dari pada waqaf (lebih baik lanjut daripada berhenti). 12. Idgham ma'al ghunah Yaitu nun bertasydid cara bacanya ditahan dengan dengung. 13. Alif elqm syamsiyyah Yaitu alif elam bertemu dengan huruf dzo (huruf syamsiyyah), cara bacanya lam dimasukan ke huruf dzo. 14. Idgham ma'al ghunah Yaitu nun bertasydid cara bacanya ditahan dengan dengung. 15. Idgham bigunah Yaitu tanwin bertemu dengan wau, cara bacanya tanwin dimasukan ke huruf wau, ditahan dengan dengung ke hidung. 16. Mad thabi'i Yaitu alif mati sebelumnya ada baris fatah, cara bacanya panjang 2 harakat. 17. Mad thabi'i Yaitu wau mati sebelumnya ada baris dhamah, dibaca panjang 2 harakat. 18. Mad thabi'i Yaitu alif mati sebelumnya ada baris fatah, cara bacanya panjang 2 harakat. 19. Idgham mutamasilain Ba mati bertemu ba, Yaitu kumpul 2 huruf yang sama yang pertama barisnya mati yang ke 2 hidup (ada barisnya), cara bacanya huruf pertama dimasukan ke huruf yang ke 2 (ba). 20. Ikhfa safawy Yaitu mim mati bertemu dengan huruf ba cara bacanya ditahan dengan dengung. 21. Mad iwad Yaitu tanwin fatah diwaqafkan, cara bacanya dihilangkan panjangnya 2 harakat. 22. Tanda waqaf Alwaqfu alula, lebih baik waqaf daripada washal (lebih baik berhenti daripada lanjut). 23. Dibaca Idzhar Yaitu mim mati bertemu dengan hamzah, cara bacanya jelas huruf mim nya. 24. Idgham bigunah Yaitu nun mati bertemu dengan huruf ya, cara bacanya nun dimasukan ke huruf ya ditahan dengan dengung ke hidung. 25. Mad thabi'i Yaitu ya mati sebelumnya ada baris kasrah, cara bacanya panjang 2 harkat. 26. Ikhfa ausat Yaitu tanwin bertemu dengan huruf fa, cara bacanya dengung condong ke huruf "M". 27. Mad aridisukun Yaitu mad thabi'i berhadapan dengan satu huruf yang hidup yang berada di akhir kalimat, huruf yang di akhir kalimat itu mati jika di waqafkan, cara bacanya panjang 2 sampai 6 harkat. 28. Tanda waqaf Alwaqfu aula, artinya lebih baik waqaf daripada washal (lebih baik berhenti daripada lanjut). 29. Tafhim Yaitu sebelum lamnya lafadz allah (lam jalalah) ada baris dhamah, cara bacanya tebal panjang 2 harakat. 30. Tanda waqaf Alwaqfu aula, artinya lebih baik waqaf daripada washal (lebih baik berhenti daripada lanjut). 31. Idgham ma'al ghunah Yaitu nun bertasdid cara bacanya kasrah dimasukan ke huruf nun ditahan dengan dengung. 32. Tafhim Yaitu sebelum lamnya lafadz allah (lam jalalah) ada baris fatah, cara bacanya tebal panjang 2 harakat. 33. Mad thabi'i Yaitu alif mati sebelumnya ada baris fatah dibaca panjang 2 harakat. 34. Idgham bilaghunah Yaitu tanwin bertemu dengan huruf ra, cara bacanya tanwin dimasukan ke huruf ra serta tidak memakai dengung. 35. Mad aridisukun Yaitu mad thabi'i berhadapan dengan satu huruf yang hidup yang berada di akhir kalimat, huruf yang di akhir kalimat itu mati jika di waqafkan, cara bacanya panjang 2 sampai 6 harkat. PENJELASAN: 1. Alif elam syamsiyyah Mengapa disebut alif elam syamsiyyah? Karena alif elam syamsiyyah itu artinya matahari, karena alif elam dibacanya tidak jelas malah menghilang, yang terdengar hanya huruf syamsiahnya saja yang ada didepannya, itu tidak ada bedanya seperti kita melihat matahari, bentuk matahari terlihat tidak jelas, yang terlihat hanya cahayanya saja karena silau, Huruf-huruf dari alif elam syamsiyyah: 2. Alif elam komariyyah Kenapa disebut alif elam komariyyah? Karena komariyyah artinya bulan, dibacanya alif elam itu jelas suara 'L' seperti kita melihat bulan, bentuknya bulan terlihat jelas, Berikut adalah Huruf-huruf dari alif elam Qomariyyah: Nah teman-teman itulah pembahasan hukum tajwid pada surat al hujurat ayat 12 dalam al quran, dengan adanya pembahasan ini mudah-mudahan teman-teman dapat dengan mudah memahaminya ya, dan dapat belajar ilmu tajwid langsung dari ayat al-quran, akan tetapi jika diantara teman-teman ada yang ingin belajar tajwid secara menyeluruh, teman-teman bisa belajar di halaman berikut ini: Hukum tajwid, disana sudah kami jelaskan pembahasan hukum tajwid secara satu persatu, mudah-mudahan dapat membantu teman-teman yang sedang belajar.
0 Comments
Hai teman-teman bagai mana kabar kalian, semoga teman-teman yang berkunjung ke blog ini selalu diberikan kesehatan, pada kesempatan kali ini kami akan membahas Hukum tajwid qalqalah sugra dan kubra, di pembahasan qalqalah disini sudah kami tuliskan beserta contoh dan cara membacanya agar teman-teman yang sedang belajar dapat mudah untuk mengerti nantinya pada saat membaca ayat al-quran secara langsung, saran kami dalam belajar qalqalah pelajarilah dengan pelan-pelan agar selalu teringat hukum-hukumnya, dan ketika saat penerapan akan mudah untuk mengenali qalqalah sugra dan kubra pada saat membaca ayat al-quran nanti, berikut ini adalah hukum tajwid qalqalah sugra dan kubra.
Qalqalah yaitu suara huruf yang memantul jika huruf itu mati, matinya karena barisnya mati atau mati karena diwaqafkan, jika huruf qal-qalah barinya mati atau dimatikan maka dibacanya suara qalqalah jangan hilang tapi harus terdengar sedikit seperti kita melempar bola, kalau bola itu jatuh bola tidak akan langsung berhenti tapi akan memantul lagi ke atas, suara yang seperti itu disebutnya qalqalah. Huruf qalqalah ada lima yaitu: ق ط ب ج د Dikumpulakan dalam ucapan Qutbujadin atau baju ditoko: قُطبُ جَدٍ Qalqalah itu ada 2 bagian yaitu qalqalah sugra dan qalqalah qubra. QALQALAH SHUGRA QALQALAH SHUGRA (kecil), yaitu suara huruf qalqalah yang mati asli (mati karena barinya mati/Sukun), adanya huruf qalqalah sama saja, adanya ditengah kalimat atau di akhir kalimat. QALQALAH QUBRA QALQALAH KUBRA (Besar) Yaitu suara huruf qalqalah yang matinya bukan asli tapi matinya karena diwaqafkan, huruf qalqalah qubra adanya di akhir kalimat serta tidak akan ada qalqalah qubra kalau tidak diwaqafkan. CARA MEMBACA QALQALAH Umumnya qalqalah itu suara "e", seperti contoh di atas. Kalau menurut pendapat yang lainnya maka seperti ini QALQALAH itu ada dua macam 1. Huruf qalqalah yang suaranya tetap condong ke huruf "a" yaitu huruf tho (ط) dan qof (ق). 2. Huruf qalqalah yang suaranya tidak tetap, menurut baris yang ada dibelakangnya atau didepannya yaitu huruf ba jim dal (ب ج د). Perubahannya seperti dibawah ini: A. HURUF QALQALAH adanya ditengah kalimat: 1. Condong ke huruf "a" yaitu: a. Yaitu huruf yang ada dibelakang dan didepannya dibarisi oleh baris jabar (fathah). b. Huruf yang sebelumnya barinya dhammah, dan yang sesudahnya atau didepannya berbaris kasrah atau sebaliknya (yaitu huruf sebelumnya kasrah sesudahnya dhammah). 2. Condong ke huruf "i" yaitu huruf yang ada dibelakangnya dan didepannya berbaris kasrah. 3. Condong kehuruf "u", yaitu: huruf yang ada didepannya dan di belakangnya berbaris dhammah: 4. Condong ke huruf "O" yaitu huruf yang ada dibelakangnya berbaris fatah yang didepannya berbaris dhammah atau sebaliknya (didepannya dammad dibelakngnya fathah). 5. Condong ke huruf "e" yaitu huruf yang ada dibelakangnya berbaris fathah dan didepannya berbaris kasrah atau sebaliknya (dibelakngnya baris kasrah di depannya baris fathah). B. HURUF QALQALAH adanya di akhir kalimat: 1. Condong ke huruf "a" yaitu kalau huruf yang ada dibelakngnya berbaris kasrah atau patah. 2. Condong ke huruf "i" yaitu huruf yang sebelumnya berbaris dhammah. Nah itulah pembahasan dari qalqalah sugra dan kubra yang sudah kami paparkan disini, semoga pembahasan dan cara penyampaian kami disini mudah untuk teman-teman mengerti, dan jika masih ada yang tidak teman-teman fahami silahkan untuk bertanya kepada kami melalui kontak yang sudah disediakan, mungkin pembahasan qalqalah ini kami cukupkan sampai disini, nantikan update artikel kami selanjutnya ya, dan jika ingin tau tentang pembahasan artikel yang baru silahkan subcribe blog ini, oh ia janganlupa share juga artikel ini kepada teman-teman yang lain yang sedang belajar agar mereka juga terbantu dapam pembelajaran hukum tajwid qalqalah ini ya. Hai teman-teman, selamat datang di blog kita kajian muslim, blog kajian muslim adalah blog yang membahas seputar agama islam, di mulai dari doa-doa belajar ilmu fiqh, hukum tajwid dan yang lainnya, nah pada kesempatan kali ini kami akan membagikan artikel tentang hukum tajwid yang ada pada surat al-maidah ayat 48, dalam pembahasan disini akan dibahas tuntas tentang hukum tajwid yang ada pada surat al-maidah ayat 48.
Tentang hukum tajwid dalam al-Quran ini sangat penting untuk dipelajari karena ini akan membuat kita semakin fasih dalam membaca al-Quran, artinya tidak belepotan kesana dan kemari karena ketika membaca al-quran jika kita tidak menguasai ilmu tajwid ini akan sangat terlihat sekali perbedaannya antara yang belajar hukum tajwid dan yang tidak, tidak hanya hukum tajwid saja yang di pelajari, dalam membaca al-quran kita juga mesti tahu dan belajar tentang makhraj agar pada saat membaca ayat al-quran kita tidak salah menyebut nya, semoga pembahasan ini dapat bermanfaat buat yang sedang mencari artikel ini. ARTINYA: DAN KAMI TELAH MENURUNKAN KITAB (AL-QURAN) KEPADAMU (MUHAMMAD) DENGAN MEMBAWA KEBENARAN, YANG MEMBENARKAN KITAB-KITAB YANG DITURUNKAN SEBELUMNYA DAN MENJAGANYA, MAKA PUTUSKANLAH PERKARA MEREKA MENURUT APA YANG DITURUNKAN ALLAH, DAN JANGANLAH ENGKAU MENGIKUTI KEINGINAN MEREKA DENGAN MENINGGALKAN KEBENARAN YANG TELAH DATANG KEPADAMU. UNTUK DISETIAP UMAT YANG DATANG KEPADAMU, KAMI BERIKAN ATURAN DAN JALAN YANG TERANG. KALAU ALLAH MENGHENDAKI, NISCAHYA KAMU DIJADIKANNYA SATU UMAT SAJA, TETAPI ALLAH HENDAK MENGUJI KAMU TERHADAP KARUNIA YANG TELAH DIBERIKANNYA KEPADAMU, MAKA BERLOMBA-LOMBALAH BERBUAT KEBAJIKAN. HANYA KEPADA ALLAH KAMU SEMUA KEMBALI, LALU DIBERITAHUKANNYA KEPADAMU TERHADAP APA YANG DAHULU KAMU PERSELISIHKAN. HUKUM TAJWID SURAT AL-MAIDAH AYAT 48 1. Ikhfa Kenapa disebut ikhfa? Karena nun mati bertemu dengan huruf zai (huruf ikhfa), dibaca dengan dengung. 2. Mad zaid munfasil Yaitu mad thabi'i berada dalam satu kalimah berhadapan dengan hamzah yang ada di kalimah yang lain, dibaca panjang 2 sampai 5 harakat. 3. Alif elam qomariyah Yaitu alif elam bertemu dengan huruf kaf (huruf qomariyyah), dibacanya di idzharkan (dibacanya jelas). 4. Mad thabi'i Yaitu ta bertemu dengan alif yang dibuang, baris yang vertikal di atas itu menunjukan adanya alif yang dibuang. 5. Alif elam qomariyah Yaitu alif elam bertemu dengan huruf ha (huruf qomariyyah), dibacanya di idzharkan (dibacanya jelas). 6. Idgham bilagunah Yaitu tanwin bertemu dengan huruf idgham bilagunah (huruf lam dan ro), dibaca tidak memakai dengung ke hidung. 7. Mad thabi'i (mad asli) Yaitu alif mati (sukun) sesudah huruf yang berbaris fatah. 8. Alif elam qomariyah Yaitu alif elam bertemu dengan huruf kaf (huruf qomariyyah), dibacanya di idzharkan (dibacanya jelas). 9. Mad thabi'i Yaitu ta bertemu dengan alif yang dibuang, tanda baris yang vertikal di atas itu menunjukan adanya alif yang dibuang. 10. Idzhar (idzhar halqi) Yaitu tanwin bertemu dengan ain, penjelasannya yaitu nun mati atau tanwin dibaca dengan jelas suara "N" serta tidak memakai ghunah. 11. Ikhfa safawy Yaitu mim mati bertemu dengan huruf ba, dibaca ditahan serta dengung. 12. Ikhfa safawy Yaitu mim mati bertemu dengan huruf ba, dibacanya ditahan serta dengung. 13. Mad zaid munfasil Yaitu mad thabi'i berada dalam satu kalimah berhadapan dengan hamzah yang ada di kalimah yang lain, dibaca panjang 2 sampai 5 harakat. 14. Tafhim Yaitu lafadz allah di dahului oleh baris fatah, dibacanya tebal. 15. Mad thabi'i Yaitu alif mati (sukun) sesudah huruf yang berbaris fatah. 16. Mad wajib mutasil Yaitu mad thabi'i berhadapan dengan hamzah dalam satu kalimat, dibacanya panjang 5 harakat. 17. Idzhar Yaitu mim mati bertemu dengan ain, dibacanya jelas tidak makai dengung. 18. Idgham ma'al ghunah (wajib ghunah, ghunag musyadad. Yaitu mim bertasydid harus dibaca ghunah (dengung ke hidung). 19. Mad thabi'i Yaitu alif mati (sukun) sesudah huruf yang berbaris fatah. 20. Mad wajib mutasil Yaitu mad thabi'i bertemu dengan hamzah dalam satu kalimat, dibaca panjang 5 harakat. 21. Alif elam qomariyah Yaitu alif elam bertemu dengan huruf ha (huruf qomariyyah), dibacanya di idzharkan (dibacanya jelas). 22. Qal qalah qubro Yaitu huruf qalqalah yang berada di akhir kalimat serta diwaqafkan (diberhentikan). 23. Tanda waqaf Lebih baik waqaf daripada washol (lebih baik berhenti daripada lanjut). 24. Ikhfa Yaitu tanwin bertemu dengan huruf jim (huruf ikhfa), dibaca dengan dengung. 25. Mad thabi'i Yaitu alif mati (sukun) sesudah huruf yang berbaris fatah. 26. Ikhfa Yaitu nun mati bertemu dengan huruf kaf (huruf ikhfa), dibaca dengan dengung. 27. Hukum ro Yaitu ro hukunya tarqiq karena sebelumnya ada huruf yang berbaris kasrah, dibaca tipis. 28. Idgham bigunah Yaitu tanwin bertemu dengan huruf wau, cara membacanya memakai ghunah (mendengung ke hidung). 29. Idzhar halqi Yaitu nun mati bertemu dengan HA (huruf idzhar), dibaca dengan jelas suara "N" serta tidak memakai ghunah. 30. Mad thabi'i Yaitu alif mati (sukun) sesudah huruf yang berbaris fatah, cara bacanya panjang 2 harakat. 31. Mad iwad Yaitu tanwin jabar diwaqafkan, cara membacanya dibaca panjang 2 harakat. 32. Tanda waqaf Yaitu Al waqfu aula, lebih baik waqaf daripada washal. 33. Mad wajib mutashil Yaitu mad thabi'i berhadapan dengan hamzah dalam satu kalimat, dibacanya panjang 5 harakat. 34. Tafhim Yaitu lafadz allah sebelumnya ada baris fatah, dibacanya tebal. 35. Idzhar Yaitu mim mati bertemu dengan hamzah, dibacanya dengan jelas tidak makai dengung. 36. Idgham ma'al ghunah / wajib ghunah / ghunah musadad Yaitu mim bertasdid, dibacanya ditahan dengan dengung. 37. Idgham bigunah Yaitu tanwin bertemu dengan huruf wau (huruf idgham bigunah), cara membacanya memakai ghunah (mendengung ke hidung). 38. Mad thabi'i Yaitu alif mati (sukun) sesudah huruf yang berbaris fatah, cara bacanya panjang 2 harakat. 39. Idgham bigunah Yaitu tanwin bertemu dengan huruf wau (huruf idgham bigunah), cara membacanya memakai ghunah (mendengung ke hidung). 40. Mad thabi'i Lam bertemu dengan alif yang dibuang, tanda baris fatah yang vertikal itu menandakan adanya alif yang dibuang. 41. Idgham bilaghunah Yaitu nun mati bertemu dengan huruf lam, dibaca tidak memakai dengung ke hidung. 42. Qalqalah sugra Yaitu huruf qalqalah BA berbaris sukun, cara membacanya dipantulkan. 43. Idzhar safawy Yaiu mim mati bertemu dengan huruf fa, cara bacanya bibir harus mingkem. 44. Mad thabi'i (mad asli) Yaitu ya mati sebelumnya ada baris kasrah, dibacanya panjang 2 harakat. 45. Mad zaid munfasil Yaitu mad thabi'i berada dalam satu kalimah berhadapan dengan hamzah yang ada di kalimah yang lain, dibaca panjang 2 sampai 5 harakat. 46. Mad badal Yaitu mad yang huruf pertamanya hamzah yang memakai tanda MAD vertikal (berdiri), atau horizontal (tertidur), atau berbaris dhomah terbalik, kadang-kadang tidak berbaris vertikal atau horizontal, dan baris vertikal atau horizontal atau dhamah terbalik itu jadi pengganti dari hamzah, panjangnya 2 harakat. 47. Mad thabi'i Yaitu ta bertemu dengan alif yang dibuang, tada fatah vertikal itu menunjukan adanya alif yang dibuang. 48. Idzhar safawy Yaitu mim mati bertemu dengan huruf fa, cara membacanya bibir harus mingkem. 49. Alif elam qomariyah Yaitu alif elam bertemu dengan huruf qomariyyah, dibacanya di idzharkan (dibacanya jelas). 50. Mad ariddisuqun Yaitu mad thabi'i berhadapan dengan satu huruf yang hidup yang berada di akhir kalimat, huruf yang di akhir kalimat itu mati jika di waqafkan, dibaca panjang 2 sampai 6 harkat. 51. Waqaf Alwaqfu aula, lebih baik berhenti daripada lanjut. 52. Tafhim Yaitu lafadz allah sebelumnya ada huruf yang berbaris fatah, dibacanya tebal. 53. Hukum ro (dibaca tafhim) Yaitu ro mati sebelumnya ada baris fatah, dibacanya tebal. 54. Idzhar Yaitu mim mati bertemu dengan jim, dibacanya dengan jelas tidak makai dengung. 55. Mad thabi'i (mad asli) Yaitu ya mati sebelumnya ada baris kasrah, dibacanya panjang 2 harakat. 56. Ikhfa Yaitu tanwim bertemu dengan huruf fa, dibaca dengan dengung. 57. Ikhfa safawy Yaitu mim mati bertemu dengan huruf ba, dibacanya ditahan serta dengung. 58. Mad thabi'i (mad asli) Yaitu alif mati sebelumnya ada baris fatah, dibacanya panjang 2 harakat. 59. Ikhfa Yaitu nun mati bertemu dengan huruf ta , dibaca ditahan serta dengung. 60. Idzhar safawy Yaitu mim mati bertemu dengan huruf fa, cara membacanya bibir harus mingkem. 61. Mad thabi'i (mad asli) Yaitu ya mati sebelumnya ada baris kasrah, dibacanya panjang 2 harakat. 62. Mad ariddisuqun Yaitu mad thabi'i berhadapan dengan satu huruf yang hidup yang berada di akhir kalimat, huruf yang di akhir kalimat itu mati jika di waqafkan, dibaca panjang 2 sampai 6 harkat. PENJELASAN: 1. Alif elam syamsiah Mengapa disebut alif elam syamsiah? Karena alif elam syamsiah itu artinya matahari, karena alif elam dibacanya tidak jelas malah menghilang, yang terdengar hanya huruf syamsiahnya saja yang ada didepannya, itu tidak ada bedanya seperti kita melihat matahari, bentuk matahari terlihat tidak jelas, yang terlihat hanya cahayanya saja karena silau, Huruf-huruf dari alif elam syamsiah: 2. Alif elam komariah Kenapa disebut alif elam komariyyah? Karena komariyah artinya bulan, dibacanya alif elam itu jelas suara 'L' seperti kita melihat bulan, bentuknya bulan terlihat jelas, Berikut adalah Huruf-huruf dari alif elam Qomariyah: Nah itulah pembahasan tentang hukum tajwid surat al-maidah ayat 48, mudah-mudahan dengan adanya artikel ini akan memudahkan bagi kalian yang sedang belajar ilmu tajwid, oh ia jika teman-teman berminat untuk belajar ilmu tajwid lebih lengkap lagi silahkan kunjungi laman berikut Belajar hukum tajwid, disana dibahas tuntas seluruhnya tentang ilmu tajwid. Artikel kali ini akan membahas tuntas tentang Hukum tajwid surat an-nisa ayat 59, didalam surat ini terdapat 35 hukum tajwid yang harus difahami agar benar pada saat membacanya, nah dalam artikel ini pula akan dijelaskan penjelasannya termasuk hukum tajwid dari setiap huruf, kemungkinan dalam penjelasan nanti akan ada hukum yang berulang contohnya seperti mad thabi'i dan yang lainnya karena akan banyak sekali persamaan dalam setiap kalimat, dengan adanya pembahasan ini mudah-mudahan teman-teman dapat dengan mudah mempelajari ilmu tajwid sehingga dapat membaca ayat al-quran dengan sangat fasih.
Sebenarnya tentang materi hukum tajwid ini saya sudah membuat artikelnya yang saya satukan dalam satu pembahasan, jadi dalam artikel tersebut dikhususkan untuk belajar ilmu tajwid, jadi tidak satuan per huruf seperti ini, karena akan sangat sulit sekali untuk memahaminya, jika berminat untuk belajar ilmu hukum tajwid silahkan kunjungi laman tersebut. Nah berikut ini adalah hukum tajwid yang ada pada surat an-nisa ayat 59, semoga teman-teman dapat dengan mudah memahami apa yang saya jelaskan disini ya, karena dalam study kasus belajar ilmu tajwid itu butuh kesabaran dan ketelatenan, berikut pembahasannya kita simak bersama-sama. ARTINYA: WAHAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN! TA'ATILAH ALLAH DAN TA'ATILAH RASUL (MUHAMMAD), DAN ULIL AMRI (PEMEGANG KEKUASAAN) DIANTARA KAMU. KEMUDIAN, JIKA KAMU BERBEDA PENDAPAT TENTANG SESUATU, MAKA KEMBALIKANLAH KEPADA ALLAH (AL-QURAN) DAN RASUL (SUNNAHNYA), JIKA KAMU BERIMAN KEPADA ALLAH DAN HARI KEMUDIAN. YANG DEMIKIAN ITU, LEBIH UTAMA (BAGIMU) DAN LEBIH BAIK AKIBATNYA. HUKUM TAJWID SURAT ANNISA AYAT 59 1. Mad jaid munfasil Kenapa disebut mad jaid munfasil? Karena mad thabi'i berada dalam satu kalimah menghadapi hamzah yang ada di kalimat lain, panjangnya 2 harkat sampai 5 harakat. 2. Alif lam syamsiah Alasannya adalah: karena alif elam bertemu dengan huruf syamsiah cara membacanya alif elam di masukan ke huruf syamsiah (dimasukan). 3. Mad thabi'i Yaitu ya mati (sukun) sesudah huruf yang berbaris kasrah panjangnya dibaca 2 harakat. 4. Mad badal Yaitu mad yang huruf pertamanya hamzah yang memakai tanda MAD vertikal (berdiri), atau horizontal (tertidur), atau berbaris dhomah terbalik, kadang-kadang tidak berbaris vertikal atau horizontal, dan baris vertikal atau horizontal atau dhamah terbalik itu jadi pengganti dari hamzah, panjangnya 2 harakat. 5. Mad jaid munfasil Yaitu mad thabi'i berada dalam satu kalimah menghadapi hamzah yang ada di kalimat lain, panjangnya 2 harkat sampai 5 harakat. 6. Mad thabi'i Yaitu ya mati (sukun) sesudah huruf yang berbaris kasrah panjangnya dibaca 2 harakat. 7. Lafadz allah Hukumnya lafadz allah dibaca tafhim karena sebelumbya ada baris dhamah. 8. Mad thabi'i Yaitu ya mati (sukun) sesudah huruf yang berbaris kasrah panjangnya dibaca 2 harakat. 9. Alif lam syamsiah Alasannya adalah: karena alif elam bertemu dengan huruf syamsiah cara membacanya alif elam di idghamkan ke huruf syamsiah. 10. Mad thabi'i Yaitu wau mati (sukun) sesudah baris dhamah / di iringi baris dhamah sebelumnya, panjangnya dibacanya 2 harakat. 11. Alif elam komariyyah Yaitu alif elam bertemu dengan huruf komariyyah, dibacanya di idzharkan (dibacanya jelas). 12. Idzhar syafawy Yaitu mim mati bertemu dengan huruf ra, penjelasannya mim mati dibaca idzhar syafawiy jika mim mati bertemu huruf ra. 13. Ikhfa Yaitu nun mati bertemu huruf kaf, dibaca dengung, cara membacanya yaitu suara nun mati atau tanwin di baca samar antara "N" dan suara huruf yang ada di depannya. 14. Terdapat waqaf jim Artinya boleh wakaf (berhenti), boleh washal (lanjut). 15. Ikhfa Yaitu nun mati bertemu dengan ta, dibaca dengung. 16. Mad thabi"i Yaitu mad thabi'i, karena hamzah mati sesudah huruf yang berbaris fatah, panjang dibacanya yaitu 2 harakat. 17. Idzhar syafawy Yaitu mim mati bertemu dengan huruf fa, penjelasannya mim mati dibaca idzhar syafawy jika mim mati bertemu huruf fa. 18. Mad thabi'i Yaitu ya mati (sukun) sesudah huruf yang berbaris kasrah panjangnya dibaca 2 harakat. 19. Ikhfa Yaitu tanwin bertemu dengan huruf fa, dibaca ditahan dengan dengung. 20. Mad thabi'i Yaitu wau mati (sukun) sesudah baris dhamah / di iringi baris dhamah sebelumnya, panjangnya dibacanya 2 harakat. 21. Lafadz allah Yaitu lafadz allah di baca tafhim karena sebelumnya ada baris fatah dan tafhim artinya tebal. 22. Alif elam syamsiah Alasannya karena alif elam bertemu dengan huruf syamsiah cara membacanya alif elam di masukan ke huruf syamsiah. 23. Mad thabi'i Yaitu wau mati (sukun) sesudah baris dhamah / di iringi baris dhamah sebelumnya, panjangnya dibacanya 2 harakat. 24. Ikhfa Yaitu nun mati betemu dengan huruf kaf, cara membacanya yaitu dibaca dengan dengung. 25. Ikhfa Yaitu nun mati betemu dengan huruf ta, cara membacanya yaitu dibaca dengan dengung. 26. Idzhar Di baca idzhar (jelas), yaitu mim mati bertemu dengan huruf ta. 27. Mad thabi'i Yaitu wau mati (sukun) sesudah baris dhamah / di iringi baris dhamah sebelumnya, panjangnya dibacanya 2 harakat. 28. Lafadz allah Lafadz allah dibaca tarqiq karena sebelumnya ada baris kasrah, tarqiq dibaca tipis. 29. Alif elam komariyyah Yaitu alif elam bertemu dengan huruf komariyyah, dibacanya di idzharkan (dibacanya jelas). 30. Alif elam komariyyah Yaitu alif elam bertemu dengan huruf komariyyah, dibacanya di idzharkan (dibacanya jelas). 31. Mad badal Yaitu mad yang huruf pertamanya hamzah yang memakai tanda MAD vertikal (berdiri), atau horizontal (tertidur), atau berbaris dhomah terbalik, kadang-kadang tidak berbaris vertikal atau horizontal, dan baris vertikal atau horizontal atau dhamah terbalik itu jadi pengganti dari hamzah, panjangnya 2 harakat. 32. Waqaf Qaf elam ya Yaitu Alwaqfu aula, artinya lebih baik waqaf (berhenti), daripada wasal (lanjut). 33. Mad thabi'i Yaitu dzal bertemu dengan alif yang dibuang, tanda fatah yang vertikal (berdiri) itu menunjukan adanya alif, panjangnya 2 harakat. 34. Idgham bigunah Yaitu tanwin bertemu dengan huruf wau, cara membacanya idgham memakai ghunah (mendengung ke hidung), penjelasannya suara nun mati atau tanwin menghilang dimasukan kepada huruf yang ada di depannya (huruf idgham). 35. Mad thabi'i Yaitu ya mati (sukun) sesudah huruf yang berbaris kasrah panjangnya dibaca 2 harakat. 36. Mad iwad Yaitu kalimat yang di beri baris tanwin fatah di waqafkan, panjangnya 2 harakat. 37. Ain Tanda ruku akhir surat. PENJELASAN: 1. Alif elam syamsiah Mengapa disebut alif elam syamsiah? Karena alif elam syamsiah itu artinya matahari, sebab alif elam dibacanya tidak jelas malah menghilang, yang terdengar hanya huruf syamsiahnya saja yang ada didepannya, itu tidak ada bedanya seperti kita melihat matahari, bentuk matahari tidak jelas kelihatannya, yang kelihatan hanya cahayanya saja karena silau, berikut ini adalah huruf dari alif elam syamsiah: 2. Alif elam komariah Kenapa disebut alif elam komariyyah? Karena komariyah artinya bulan, dibacanya alif elam itu jelas suara "L" seperti kita melihat bulan, bentuknya bulan terlihat jelas. Nah itulah pembahasan tentang hukum tajwid dari surat an-nisa ayat 59, semoga teman-teman dapat memahaminya ya, jika teman-teman merasa masih ada yang bingung tentang mempelajari hukum tajwid ini silahkan bertanya kepada kami, atau teman-teman mau belajar hukum tajwid secara keseluruhan silahakan kunjungi tautan berikut, di halaman tersebut sudah kami terangkan hukum tajwidnya lengkap dengan sangat jelas. Selamat datang di blog kajian muslim, blog yang membahas seputar agama islam, pada kesempatan kali ini kami akan menuliskan sebuah pembahasan tentang Arti syafakillah dan syafakallah dan juga menurut ilmu tata bahasa arabnya, dan sebenarnya yang kami bahas disini bukan hanya syafakillah dan syafakallah saja, tetapi kami juga akan membahas ucapan yang lainnya, tanpa panjang lebar berikut adalah arti dari syafakillah dan syafakallah dibawah ini.
Syafakillah, Syafakallah, Syafakumullah, Syafakunnallah, Syafahullah, Syafahallah, Syafahumullah,Syafahunallah Syafakillah - Syafakallah Penjelasan syafakillah dan syafakallah yaitu perkataan bahasa arab yang ditunjukan untuk mendoakan orang-orang yang sedang sakit, terus bagai mana perbedaan dua kalimat tersebut? Sebenarnya dua kalimat itu tujuannya sama yaitu untuk mendoakan orang yang sedang sakit, yang berbeda hanya cara membacanya saja bagai mana orang yang di doakannya, kalau yang di doakan itu adalah seorang perempuan maka yang dipakai adalah kalimat syafakillah, huruf kaf yang ada di akhir kalimat syafakillah menurut tata bahasa arab (ilmu shorof) itu menunjukan mufrodah muanasah mukhotobah, yaitu mendoakan seorang perempuan yang artinya: "Semoga Allah menyembuhkanmu" (Perempuan). Sedangkan lafadz syafakallah huruf kaf yang ada di akhir kalimat syafakallah menurut tata bahasa arab (ilmu shorof) itu menunjukan mufrod muzakar mukhotob, yaitu mendoakan seorang laki-laki yang artinya: "semoga allah menyembuhkanmu" (laki-laki). Kalimat syafakillah dan syafakallah menurut ilmu nahwu (ilmu dalam tata bahasa arab) yaitu lafadz syafa dari lafadz syafakillah itu disebut fi'il madhi, dan kafnya dari kalimat syafakillah itu adalah isim dhamir mutashil mabni kasrah mahal nashab jadi maf'ul (yang di dahulukan), lafadz Allah dari kalimat syafakillah menjadi fa'il dari lafadz syafa, jumlah dari fi'il dan fa'il itu menjadi jumlah doaiyah, jumlah antara fi'il dan fa'il itu tidak ada mahalnya (tidak ada tempat barisnya) yaitu menjadi jumlah doaiyah. Kemudian lafadz dari kalimat syafakallah itu menjadi fi'il madhi dan kaf nya dari kalimat syafakallah itu adalah isim dhamir mutashil mabni fatah mahal nashab, jadi maf'ul muqodam (maf'ul yang didahulukan), lafadz Allah dari kalimat syafakallah itu jadi fa'il lafadz syafa, jumlah dari fi'il dan fa'il itu menjadi jumlah doaiyah, jumlah antara fi'il dan fa'il itu tidak ada mahal nashab (tidak ada tempat barisnya) yaitu menjadi jumlah doaiyah. Berikut ini arti dari beberapa ungkapan dalam bahasa arab sesuai ilmu tata bahasa arab (ilmu nawhu). 1. شَفَا كِ الله (Syafakillah): Semoga allah memberikan kesembuhan kepadamu (perempuan). Menurut ilmu nawhu lafadz (سَفَا) adalah fi'il madhi, (كِ) isim dhamir mutashil mukhotob mabni kasrah mahal nashab jadi maf'ul bih, (الله) jadi fa'ilnya lafadz syafa, jumlah fi'il dan fai'il menjadi doa iyah. 2. شَفَا كَ الله (Syafakallah): semoga allah memberikan kesembuhan kepadamu (laki-laki) Menurut ilmu nawhu lafadz (سَفَا) adalah fi'il madhi, (كَ) isim dhamir mutashil mukhotob mabni fatah mahal nashab menjadi maf'ul bih, (الله) jadi fa'ilnya lafadz syafa, jumlah fi'il dan fai'il menjadi doa iyah. 3. شَفَا كُمُ الله (Syafakumullah): Semoga allah memberikan kesembuhan kepada kalian (laki-laki). Menurut ilmu nawhu lafadz (سَفَا) adalah fi'il madhi, (كُ) isim dhamir mutashil jama mudzakar mukhotobin mabni dhamah mahal nashab menjadi maf'ul bih, (مُ) alamat jama (ciri jama), (الله) jadi fa'ilnya lafadz syafa, jumlah fi'il dan fai'il menjadi doa iyah. 4. شَفَا كُنَّ الله (Syafakunnallah): Semoga Allah memberikan kesembuhan kepada kalian (Perempuan). Menurut ilmu nawhu lafadz (سَفَا) adalah fi'il madhi, (كُ) isim dhamir mutashil jama inas mukhootobah mabni dhamah mahal nashab menjadi maf'ul bih, (نَّ) alamat jama miswah (ciri jama muanas), (الله) jadi fa'ilnya lafadz syafa, jumlah fi'il dan fai'il menjadi doa iyah. 5. شَفَا هُ الله (Syafahullah): Semoga Allah memberikan kesembuhan kepadaya (laki-laki). Menurut ilmu nawhu lafadz (سَفَا) adalah fi'il madhi, (هُ) isim dhamir mutashil mudzakar ghaib mabni dhamah mahal nashab menjadi maf'ul bih, (الله) jadi fa'ilnya lafadz syafa, jumlah fi'il dan fai'il menjadi doa iyah. 6. شَفَا هَا الله (Syafahallah): Semoga allah memberikan kesembuhan kepadanya (Perempuan). Menurut ilmu nawhu lafadz (سَفَا) adalah fi'il madhi, (هَا) isim dhamir mutashil muanasah ghaibah mabni sukun mahal nashab menjadi maf'ul bih, (الله) jadi fa'ilnya lafadz syafa, jumlah fi'il dan fai'il menjadi doa iyah. 7. شَفَا هُمُ الله (Syafahumullah): Semoga allah memberikan kesembuhan kepada mereka (laki-laki). Menurut ilmu nawhu lafadz (سَفَا) adalah fi'il madhi, (هُ) isim dhamir mutashil jama mudzakar ghaibah mabni dhamah mahal nashab menjadi maf'ul bih, (مُ) alamat jama (ciri jama), (الله) jadi fa'ilnya lafadz syafa, jumlah fi'il dan fai'il menjadi doa iyah. 8. شَفَا هُنَّ الله (Syafahunallah): Semoga allah memberikan kesembuhan kepada mereka (perempuan) Menurut ilmu nawhu lafadz (سَفَا) adalah fi'il madhi, (هُ) isim dhamir mutashil jama inas ghaibat mabni dhamah mahal nashab menjadi maf'ul bih, (نَّ) alamat jama miswah (ciri jama muanas), (الله) jadi fa'ilnya lafadz syafa, jumlah fi'il dan fai'il menjadi doa iyah. Kita harus bersyukur Sebagai umat islam karena segala perbuatan yang baik yang kita lakukan itu ada fahalanya, termasuk menjenguk orang sakit atau mengiringi jenajah ke pemakaman karena nabi telah bersabda: ARTINYA: Jenguklah orang yang sakit dan iringilah jenazah, karena perbuatan tersebut itu mengingatkan kalian terhadap akhirat. Berikut ini hadits-hadits fadilah menjenguk orang sakit. 1. HADITS PERTAMA ARTINYA: Orang yang menjenguk terhadap orang sakit itu sama dengan jalan-jalan di taman surga, sampai orang itu kembali. 2. HADITS KE DUA ARTINYA: Menjenguk orang sakit (di hari pertama mulai sakit) itu hukumnya wajib dan sesudahnya (setelah lewat dari hari pertama) itu hukumnya sunah. 3. HADITS KE TIGA ARTINYA: Tidak wajib menjenguk orang yang sakit keculi sesudah lewat tiga hari. 4. HADITS KE EMPAT ARTINYA: Siapa yang menjenguk orang sholeh yang sakit maka keluar serta orang itu tujuh puluh malaikat (mengiringi orang yang mau menjenguk) , dan memintakan ampunan para malaikat kepada orang itu, dan keluar orang itu bersama para malaikat dari rumah orang yang sakit, dan sepulangnya menjenguk dari rumah orang sakit para malaikat mengiringi orang itu sampai masuk kerumahnya. 5. HADITS KE LIMA ARTINYA: Siapa orang yang menjenguk orang sakit maka tidak henti-hentinya dia berada di taman-taman surga. 6. HADITS KE ENAM ARTINYA: Orang yang menjenguk terhadap orang yang sakit itu sama dengan berenang-renang didalam rahmat allah swt, dan jika duduk di dekat orang yang sakit maka itu sama dengan tenggelam (dipenuhi) dengan rahmat allah. ADAB MENJENGUK ORANG SAKIT Islam itu ya'lu wala yu'la alaih yaitu tidak ada yang lebih sempurna dari agama islam, karena segala sesuatunya ada aturannya, diantaranya menjenguk orang sakit itu ada aturnnya (ada adab-adabnya), adab menjenguk orang yang sakit itu jangan terlalu lama karena nabi bersabda: ARTINYA: Waktu menjenguk orang sakit itu kira-kira antara 2 kali memeras air susu unta. Kemudian hadits yang berkaitan dengan menjenguk orang sakit yaitu adalah sabda nabi shalalahu alaihi wasalam. ARTINYA: Kesempurnaan menjenguk orang sakit itu adalah mengusap wajah orang yang sakit atau tangannya, dan bertanya “Bagai aman keadaanmu?”. Jika kita sakit bagai mana cara mengsikapinya? Tentu sebagai orang yang beriman kita harus bersabar karena segala sesuatu yang menimpa kita baik ataupun buruk itu adalah ujian dari allah subhanahuwata ala, sebagai mana firman allah dalam surat al anbiya ayat 35 yang bunyinya: ARTINYA: SETIAP YANG BERNYAWA AKAN MERASAKAN MATI. KAMI AKAN MENGUJI KAMU DENGAN KEBURUKAN DAN KEBAIKAN SEBAGAI COBAAN. DAN KAMU AKAN DIKEMBALIKAN HANYA KEPADA KAMI. Terkadang sesuatu yang kita anggap buruk belum tentu menurut allah itu buruk, dan terkadang segala sesuatu yang kita anggap baik belum tentu menurut allah itu baik, sebagai mana firman allah dalam al-quran surat al-baqarah ayat 216 yang berbunyi: ARTINYA: DIWAJIBKAN ATAS KAMU BERPERANG, PADAHAL ITU TIDAK MENYENANGKAN BAGIMU. TETAPI BOLEH JADI KAMU TIDAK MENYENANGI SESUATU, PADAHAL ITU BAIK BAGIMU, DAN BOLEH JADI KAMU MENYUKAI SESUATU, PADAHAL ITU TIDAK BAIK BAGIMU. ALLAH MENGETAHUI, SEDANGKAN KAMU TIDAK MENGETAHUI. Sabar itu maknanya luas, bukan hanya sabar dalam ditima musibah saja diantaranya sabar dalam beribadah, sabar dalam menjauhi perintahnya, sabar menjauhi larangannya, dan sabar dam menjalani rumah tangga, kalau kita bersabar dan lulus dalam menghadapi ujian itu tentu fahalanya sangat besar sebagai mana firman allah dalam al-quran surat az-zumar ayat 10 ber bunyi: ARTINYA: KATAKANLAH (MUHAMMAD), "WAHAI HAMBA-HAMBAKU YANG BERIMAN! BERTAQWALAH KEPADA TUHANMU." BAGI ORANG-ORANG YANG BERBUAT BAIK DI DUNIA INI AKAN MEMPEROLEH KEBAIKAN. DAN BUMI ALLAH ITU LUAS. HANYA ORANG-ORANG YANG BERSABARLAH YANG DISEMPURNAKAN PAHALANYA TANPA BATAS. Dan orang yang sabar itu ketika ditimpa musibah dia selalu mengucapkan inalilahi waina ilaihi rojiun, sebagai mana firman allah dalam al-quran surat al baqarah ayat 156-157 yang berbunyi: ARTINYA: 156). (YAITU) ORANG-ORANG YANG APABILA DITIMPA MUSIBAH, MEREKA BERKATA "INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI RAJI'UN" (SESUNGGUHNYA KAMI MILIK ALLAH DAN KEPADANYALAH KAMI KEMBALI. 157). MEREKA ITULAH YANG MEMPEROLEH AMPUNAN DALAM RAHMAT DARI TUHANNYA, DAN MEREKA ITULAH ORANG-ORANG YANG MENDAPAT PETUNJUK. HADITS YANG BERKAITAN DENGAN SABAR 1. HADITS PERTAMA Artinya: Jika sabar itu disamakan dengan seorang laki-laki maka sudah pasti laki-laki itu seorang yang mulia. 2. HADITS KE DUA Artinya: Sabar itu satu wasiat dari beberapa wasiat allah ta'ala dibuminya allah, siapa yang menjaga wasiat itu maka selamatlah dia, dan siapa yang menyia-nyiakan wasiat itu maka celakalah dia. 3. HADITS KE TIGA Artinya: Allah telah menurunkan wahyu kepada nabi musa bin imran alaihimas salam: "Wahai musa! siapa yang tidak ridha terhadap ketentuanku dan tidak sabar terhadap cobaan dariku dan tidak sukur terhadap beberapa nikmatu, maka keluarlah di antara bumiku dan langitku dan carilah tuhan selain aku. 4. HADITS KE EMPAT Artinya: Sabar satu jam itu lebih baik dari dunia dan isinya. 5. HADITS KE LIMA Artinya: Sabar itu terbagi empat bagian 1). sabar terhadap beberapa yang dipardu kan 2). sabar saat ditimpa musibah 3). sabar terhadap cancian orang lain 4). sabar terhadap kepakiran. Maka sabar terhadap beberapa keparduan itu taufik dan sabar terhadap musibah itu diberi pahala, dan sabar terhadap cacian manusia itu dicintai dan sabar terhadap kepakiran itu keridhoan allah ta'ala. 6. HADITS KE ENAM Artinya: Jika seorang hamba di timpa musibah dari badannya atau hartanya atau anaknya kemudian dia sabar dalam menghadapi musibah itu maka di hari kiamah allam malu untuk menimbang amalnya dia dan membuka bukunya dia. Nah itulah pembahasan kita kali ini yang dimulai dari Arti syafakillah, lalu hadits menjenguk orang sakit, kemudian dalil tentang sabar untuk menyikapi ketika kita jatuh sakit, adab dan kesabaran, mudah-mudahan artikel ini dapat menjelaskan apa yang sedang teman-teman cari, dan silahkan bagikan jika menurut teman-teman artikel ini bermanfaat. |
Archives
November 2019
Categories
All
Blogroll |